Skip to content
Home » Demensia; Kenali Gejalanya, Cegah Penyakitnya

Demensia; Kenali Gejalanya, Cegah Penyakitnya

Demensia adalah jenis penyakit yang menyerang otak. Penderita demensia mengalami kerusakan sel-sel otak sehingga sel tersebut mati dengan cepat. Seseorang yang terkena demensia akan mengalami kesulitan untuk mengingat, pemahaman, bahasa, pembelajaran, perhitungan, dan penilaian. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa penyakit. Penyebab paling umum dari demensia adalah Alzheimer. Penyakit ini sering ditemukan pada manusia diatas 65 tahun.

Alzheimer’s Disease International (ADI) mengatakan bahwa setiap 3 detik, 1 orang di dunia mengalami Demensia. Pada tahun 2016, penderita Demensia di Indonesia sekitar 1,2 juta. Diperkirakan akan terjadi peningkatan di tahun 2030 menjadi 2 juta orang dan tahun 2050 menjadi 4 juta orang. Tingginya angka Demensia di Indonesia disebabkan oleh kurangnya pehahaman akan penyakit ini. Sebab lain adalah kurangnya sumber daya untuk para pendamping penderita Demensia.

Demensia, usia tua

Penanganan Demensia tidak maksimal karena kurangnya pemahaman tentang penyakit ini. Sangat penting untuk mengetahui gejala yang timbul akibat Demensia. Tujuannya agar orang yang mengalami gejala Demensia mendapat pertolongan sejak dini. Maka dari itu, sangat penting untuk mempelajari penyakit ini. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terdapat tanda dini seseorang mengalami Demensia. Berikut gejalanya:

  1. Penurunan daya ingat misalnya lupa nama, lupa tempat menaruh benda
  2. Penderita penyakit Alzheimer dapat tersesat ketika keluar rumah sendirian dan kadang tidak dapat mengingat dimana dia atau bagaimana dia bisa sampai disana.
  3. Kesulitan melakukan tugas-tugas yang lazim

gejala demensia, kesulitan mengerjakan kesehatan sehari-hari

  1. Kesulitan mengerjakan kebiasaan sehari-hari, seperti makan, mandi, berpakaian, dll.
  2. Perubahan kepribadian dan perilaku penderita penyakit Alzheimer. Menjadi mudah marah, tersinggung, gelisah, atau jadi pendiam. Kadang-kadang, menjadi bingung, paranoid, atau ketakutan.
  3. Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.
  4. Adanya masalah dengan bahasa dan komunikasi, seperti tidak dapat mengingat kata-kata, nama benda-benda, atau memahami arti kata-kata umum.
  5. Memburuknya kemampuan visual dan spasial, seperti menilai bentuk dan ukuran suatu benda.
  6. Kehilangan motivasi atau inisiatif.
  7. Kehilangan pola tidur normal.

Demensia, kelelahan

Gejala Demensia penting untuk dipahami. Segera bawa ke rumah sakit jika ada kerabat yang mengalami gejala awal Demensia. Periksa ke dokter untuk deteksi dini penyakit Demensia agar diberikan penanganan yang tepat. Lakukan pemantauan dan konsultasi secara rutin.

Penderita Demensia mengalami kerusakan sel-sel otak lebih cepat. Kondisi tersebut membuat seseorang mengalami gejala Demensia. Terdapat beberapa jenis demensia. Mengutip dari alodokter, berikut jenis penyakit demensia berdasarkan penyebab kerusakan sel saraf pada otak:

  1. Demensia pada penyakit Alzheimer.

Penyakit Alzheimer disebabkan oleh pengendapan protein di otak. Pengendapan tersebut dapat menganggu kerja sel-sel saraf pada otak. Terdapat sekitar 60 – 80 persen penderita Demensia disebabkan oleh penyakit Alzheimer. Beberapa gejala umum penyakit Alzheimer:

  • Sulit mengingat waktu, tempat, nama, tanggal lahir, alamat dan berbagai informasi dasar lainnya.
  • Sering kehilangan barang dan tidak dapat mengingat di mana letaknya.
  • Sulit berbicara dan berkomunikasi dengan orang di sekitarnya.
  • Sulit berjalan, mengenakan pakaian, dan menggunakan kamar mandi.
  • Sering mengalami perubahan kepribadian dan mood.
  • Sulit memahami apa yang terjadi di sekitarnya.
  • Sering tidak ingat anggota keluarga dan tidak mampu mengurus diri sendiri.

demensia, menurunya ingatan

  1. Demensia Vaskular.

Demensia ini disebabkan oleh kerusakan sel otak akibat gangguan aliran darah ke otak.  Demensia vaskular biasanya terjadi pada orang yang baru mengalami stroke. Beberapa gejala umum dari Demensia vaskular:

  • Kebingungan dan mudah marah.
  • Gangguan penglihatan.
  • Halusinasi.
  • Gangguan ingatan.
  • Sulit berbicara dan memahami pembicaraan orang lain.
  • Perubahan kepribadian.
  • Sulit melakukan hal-hal sederhana
  1. Demensia dengan Lewy Body.

Demensia ini disebabkan oleh penumpukan protein tertentu di sel-sel saraf yang mengganggu penghantaran sinyal kimia di otak. Demensia tipe ini mempunyai gejala yang sama dengan demensia Alzheimer. Berikut merupakan gejalanya:

  • Gangguan daya ingat.
  • Sulit berpikir, membuat keputusan, dan memberi perhatian.
  • Melihat hal yang tidak ada (halusinasi visual).
  • Sulit tidur di malam hari atau jatuh tertidur secara mendadak saat siang hari.
  • Sering melamun.
  • Tangan gemetar.
  • Sulit berjalan atau berjalan sangat lambat.
  1. Demensia frontotemporal.

Demensia ini disebabkan oleh kerusakan sel saraf dibagian depan (frontal) dan samping (temporal) pada otak akibat mutase gen tertentu. Kerusakan terjadi pada area otak yang berfungsi mengatur kemampuan bicara, bergeran, membuat rencana, dan emosi. Berikut gejala pada Demensia frontotemporal:

  • Perubahan kepribadian dan perilaku.
  • Hilangnya hambatan (inhibisi) dari dalam diri saat berinteraksi dengan orang lain ataupun dengan diri sendiri, sehingga muncul tindakan-tindakan impulsive.
  • Sulit bicara dan lupa kata-kata yang umum
  • Gangguan pergerakan, seperti kaku otot, tremor, dan gangguan keseimbangan.
  1. Demensia Campuran.

Demensia ini terjadi pada seseorang yang mengalami lebih dari satu demensia. Gejala yang timbul berbeda-beda, tergantung dari tipe demensia yang dialami.

Demensia, stroke

Demensia juga dapat terjadi akibat dari penyakit lainnya. Penyakit tersebut adalah sindrom down, depresi, sleep apnea, kolesterol tinggi, obesitas, hipertensi, dan diabetes. Penyakit ini dapat membawa resiko besar seseorang terkena Demensia. Maka dari itu, penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Lakukan pola hidup sehat dan jaga asupan nutrisi agar terhindar dari resiko Demensia.

Demensia mempunyai tiga faktor risiko, yaitu umur, jenis kelamin, dan genetika. Faktor resiko tersebut harus diminimalisir. Penerapan gaya hidup sehat adalah upaya untuk mengurangi resiko terkena Demensia. Penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Kemenkes memberikan pedoman hidup sehat agar terbebas dari Demensia. Berikut pedoman hidup sehat menurut Kemenkes:

  1. Menurunkan/menjaga kadar kolesterol dalam darah.
  2. Menurunkan/menjaga tekanan darah.
  3. Mengendalikan diabetes.
  4. Berolahraga secara teratur.
  5. Terlibat dalam kegiatan yang merangsang pikiran.
  6. Peningkatan kualitas hidup.

Mengajak otak agar terus aktif, misalnya dengan mengerjakan teka-teki silang akan mempertahankan ingatan hingga usia senja.

makan makanan sehat

Kemenkes juga menyarankan untuk melakukan diet untuk mencegah Demensia. Konsumsi buah dan sayuran berwarna oranye dan hijau. Salah satu contohnya adalah wortel. Wortel terbukti bermanfaat untuk menunda penurunan kognitif hingga 13 tahun lamanya. Sayur dan buag berwarna oranye dan hijau mengandung antioksidan karotenoid yang membantu menetralkan radikal bebas atau molekul-yang dapat merusak sel dalam tubuh. Kandungan tersebut dapat mencegah terjadinya Demensia dan diabetes. Contoh lain dari buah dan sayur untuk mencegah Demensia adalah sayuran berdaun hijau, labu dan ubi jalar.

olahraga usia tua

Demensia dapat dicegah dengan melakukan pola hidup sehat. Makan makanan yang bergizi dan berolahraga dalah kunci dari tubuh dan jiwa yang sehat. Rutin lakukan cek kesehatan untuk mengetahui kadar kolesterol dan tekanan darah dalam tubuh. Kedua hal tersebut berpotensi menyebabkan resiko Demensia. Pahami gejala awal Demensia sehingga dapat melakukan tindakan secepatnya.

Tags: