Skip to content
Home » Teknologi E3D Membantu Dokter dalam Perencanaan Tindakan dengan Pencetakan Organ Tiruan Berbasis 3D

Teknologi E3D Membantu Dokter dalam Perencanaan Tindakan dengan Pencetakan Organ Tiruan Berbasis 3D

Proses pengolahan file 3D organ kepada dari hasil pemeriksaan MRI menggunakan software E3D karya Widya Imersif Teknologi.

Proses pengolahan file 3D organ kepada dari hasil pemeriksaan MRI menggunakan software E3D karya Widya Imersif Teknologi.

Beberapa tahun belakangan ini, pemanfaatan teknologi 3D print telah merambah berbagai aspek kehidupan. Dunia medis menjadi salah satu bidang yang kini mulai memanfaatkan teknologi berbasis IoT ini. Bukan tanpa alasan, kehadiran teknologi ini mampu memberikan gambaran secara jelas dan mendetail kepada tenaga medis terhadap objek visual yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.

Widya Imersif Teknologi, salah satu startup asal Yogyakarta ini berhasil mengembangkan E3D, inovasi berbasis 3D print yang memungkinkan pencetakan replika organ manusia dalam bentuk 3 dimensi. Dikembangkannya inovasi ini tentunya akan mempermudah proses komunikasi antara tenaga medis dengan pasien. Dengan adanya komunikasi yang baik ini pasien akan teredukasi sehingga akan mampu meningkatkan rasa aman sebelum menjalani tindakan medis.

Selain pasien, manfaat paling besar dari penggunaan teknologi ini tentu akan dirasakan oleh tenaga medis. Pada kasus tertentu, penggunaan teknologi 3D print mampu memberikan kemudahan bagi tenaga medis khususnya pada bidang ortopedi dan bedah mulut dalam melakukan observasi.

“3D print ini memiliki kemampuan untuk mencetak organ tiruan seperti keadaan organ yang sesungguhnya, bahkan ukurannya dapat dibuat sama persis sehingga dapat mempermudah dokter dalam melakukan observasi khususnya pada kasus-kasus yang rumit seperti kerusakan pada tulang pelvis manusia”, ungkap Raka Adhitama selaku Business Development PT Widya Imersif Teknologi, perusahaan yang mengembangkan teknologi 3D print bidang medis di Indonesia.

Dengan pembuatan organ tiruan, tenaga medis mampu melihat secara jelas bagaimana tingkat kerusakan yang terjadi. Kemudahan observasi tersebut tentunya membuat perencanaan tindakan dapat dilakukan secara lebih matang serta memperkecil resiko terjadinya kegagalan dalam tindakan. Selain itu penggunaan 3D print juga mempermudah tenaga medis melakukan simulasi tindakan medis.

“Menggunakan organ tiruan yang dicetak menggunakan teknologi 3D print, dokter dapat melakukan simulasi sebelum operasi dilakukan. Dengan begitu, tindakan yang dilakukan saat operasi jadi lebih akurat dan bisa lebih cepat karena sudah disimulasikan sebelumnya”, imbuh Raka.

Dalam proses pencetakan organ tiruan, Aryo Eko Saputro selaku Product Manager E3D PT Widya Imersif Teknologi menjelaskan bahwa file hasil MRI yang dilakukan oleh pasien akan diolah menggunakan software E3D yang dikembangkan oleh Widya Imersif untuk dijadikan file 3D. Kemudian objek telah menjadi file 3D dikonsultasikan kepada dokter ahli sebelum dilakukan proses pencetakan dalam bentuk tiga dimensi.

“Melalui software E3D, tim medis tidak hanya bisa melakukan pencetakan organ tiruan saja, namun lebih jauh dari itu. Mereka akan diberikan kemudahan dalam membuat rekonstruksi atau simulasi pemasangan pen pada tulang yang bermasalah mulai dari posisi, ukuran hingga jenis pen yang akan digunakan”, ujar Aryo.

untuk info lebih lanjut tentang E3D bisa kunjungi halaman kami di link berikut https://widyaimersif.com/e3d