Skip to content
Home » Gaslighting di Tempat Kerja Bikin Mental Breakdown? Berikut Cara Antisipasinya

Gaslighting di Tempat Kerja Bikin Mental Breakdown? Berikut Cara Antisipasinya

Gaslighting di tempat kerja adalah bentuk manipulasi yang dilakukan orang lain agar seseorang merasa bersalah lalu kehilangan kehilangan percaya diri. Menurut Alpas.id Pelaku gaslighting akan memberikan pernyataan yang tidak benar secara sengaja seolah-olah korban merupakan bagian dari kondisi yang sedang terjadi. Gaslighting ini pada akhirnya akan dapat membuat korban kecemasan, depresi, stress sampai mental breakdown. Gaslighting di tempat kerja membuat korban mengalami perasaan ragu dan mempertanyakan diri sendiri seiring waktu yang akan melemahkan psikologi korban dan membuatnya mempertanyakan realitas.

Gaslighting atau manipulasi di tempat kerja ini bisa terjadi pada siapa saja. Terlebih untuk orang – orang yang memiliki rasa empati tinggi atau sensitive. Karena orang dengan perasaan empati tinggi ini,  adalah mereka yang kerap merasa kasihan dengan dirinya sendiri. Tentu kemungkinan akan lebih berisiko mengalami perilaku tidak menyenangkan atau gaslighting tersebut. Pelaku gaslighting ini biasa disebut dengan gaslighter. Gaslighter bisa siapa aja, termasuk manajer atau atasan, teman kerja yang suka complain akan performa, bahkan rekan bisnis yang selalu merendahkan.

korban gaslighting di kantor

Masih menurut Alpas.id, tanda umum yang muncul karena perlakuan gaslighting ini biasanya diikuti dengan :

  1. Membuat cerita negatif terus-menerus

Tanda pertama dari seorang gaslighter adalah membuat cerita yang berlebihan dan terkesan dibuat-buat mengenai kinerja korban kepada orang lain. Saat info tersebut diterima orang lain, kredibilitas korban menjadi dipertanyakan.

  1. Sering bergosip

Pelaku gaslighting akan terus memberikan gosip negatif kepada rekan kerja yang bertujuan untuk menjatuhkan atau mengabaikan korban di lingkungan kerja.

  1. Komentar negative

Gaslighter juga bisa memberikan komentar yang pedas atau negatif kepada korban baik secara langsung atau tidak langsung, misalnya lewat online. Biasanya pelaku akan melakukannya secara langsung lewat rapat kerja atau di grup aplikasi chat kantor.

  1. Sarkasme

Kadang pelaku menunjukkan perilaku ini lewat mengejek, merendahkan, mengucilkan korban lewat kata-kata, “Eh, cuma becanda, kok.” Tentu, mereka melakukan ini memang ada tujuannya yaitu gaslighting.

  1. Mengucilkan dalam hal pekerjaan

Terkadang mereka memberikan syarat dan ketentuan tanpa alasan yang masuk akal hanya kepada korban gaslighting. Salah satu contohnya mengerjakan hal selain pekerjaan utama.

  1. Melakukan intimidasi

Korban akan merasa bersalah jika pelaku melakukan intimidasi. “Kamu gak suka saya suruh seperti ini?”, “Kamu keberatan menjalani pekerjaan yang saya berikan?”, “Kamu gak suka cara bicara saya?”

  1. Perlakuan yang tidak adil

Pelaku biasanya memberi perlakuan yang tidak adil seperti memberikan reward kepada karyawan lain meskipun yang memiliki kinerja yang kurang baik.

Jika merasa relate dengan beberapa gejala diatas, sebaiknya anda segera mengambil tindakan agar gaslighting tidak mempengaruhi kesehatan mental. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menghindari kelakuan kurang mengenankan dari gaslihting ini :

  1. Komunikasikan Permasalahan

Setelah mengetahui ciri ciri gaslighting dengan seksama, segeralah mengambil tindakan. Apabila keadaan tersebut masih bisa dikomunikasika, segeralah berkomunikasi dengan pelaku gaslighter untuk mencari tau maksud dan tujuan dia sebenarnya. Namun jika kondisi tersebut tidak menemukan jalan tengah, libatkan orang yang punya kekuasaan di kantor seperti atasan atau HRD.

konsultasi dengan psikolog akibat gaslighting

  1. Meminta bantuan kepada psikolog

Jika menyadari terkena gaslighting , segeralah meminta bantuan kepada orang yang bisa dipercaya seperti psikolog. Orang yang memahami kita akan bisa kembali mengingatkan bahwa kita adalah orang yang dapat diandalkan serta memiliki kapabilitas. Dengan demikian, mungkin bisa dijadikan cara untuk mengembalikan kepercayaan diri secara perlahan. Jika tidak memiliki orang yang bisa kita percayai, jangan ragu untuk berkonsultasi ke psikiater atau psikolog.

  1. Refleki dan kontrol stress

Perlakuan gaslighting tentu sangat memeras emosi dan energi. Keadaan stress pun pasti kerap terjadi apabila menemui keadaan tidak mengenakkan ini. Namun dengan kemajuan zaman serta kemahiran teknologi, mempermudah segala aktivitas kita, bahkan mengontrol stress sekalipun. Untuk pengendalian stress lebih mudah, anda bisa memanfaatkan salah satu fitur dari WISH Smartwatch yakni stress monitoring. Dengan fitur tersebut, stress dapat terkendali setiap harinya yang akan meminimalisir efek negative seperti depresi berat sampai mental breakdown.

Tags: