Skip to content
Home » Ketahui Perbedaan Nyeri Sendi Akibat Virus COVID-19 dan Nyeri Sendi Biasa

Ketahui Perbedaan Nyeri Sendi Akibat Virus COVID-19 dan Nyeri Sendi Biasa

  • by

Masyarakat masih berpotensi tertular COVID-19. Jika tertular, akan muncul beberapa keluhan. Keluhan yang paling identik dengan virus COVID-19 adalah demam dan sesak napas. Tetapi, virus COVID-19 tidak hanya menimbulkan keluhan pernapasan saja. Virus ini juga dapat menimbulkan nyeri pada sendi. Pada beberapa kasus, nyeri pada sendi menjadi tanda bahwa seseorang tertular virus COVID-19.

Nyeri sendi atau Osteoartritis merupakan suatu gangguan kesehatan dimana terjadi kekakuan dan peradangan pada persendian. Nyeri sendi menunjukkan adanya peradangan pada sendi. Rasa nyeri timbul akibat berkurangnya cairan khusus (sinovial) pada sendi. Sinovial berfungsi sebagai peredam tekanan dan pelumas sendi.

Keluhan nyeri sendi tidak dijumpai di semua pasien COVID-19. Tetapi, keluhan ini dirasakan oleh beberapa pasien. Mengutip Centers for Diseases Control and Prevention (CDC), terdapat 14,8% pasien COVID-19 mengalami keluhan nyeri sendiri. Sebagai pembanding, gejala lain seperti demam ditemukan pada 87.9% pasien, batuk kering 67,7%, kelelahan 38,1%, dan sesak napas 18,6%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pasien COVID-19 berpotensi mengalami gejala nyeri sendi.

menurunnya imunitas tubuh

World Health Organization (WHO) melakukan analisa terhadap 56.000 kasus COVID-19 di China. Hasilnya, terdapat 15% pasien COVID-19 yang mengalami nyeri sendi dan otot.  Virus COVID-19 dapat menyerang sendi karena menurunnya imunitas tubuh. Seorang profesor Northeast Ohio Medical University, Richard Watkins, MD mengatakan bahwa nyeri pada tubuh adalah hasil dari sel-sel sistem kekebalan yang melepaskan interleukin. Interleukin adalah protein yang membantu mencegah invasi pathogen. Tubuh pasien COVID-19 akan bekerja keras untuk melawan virus tersebut/ Perlawanan terhadap virus COVID-19 menyebabkan peradangan yang dapat menimbulkan rasa nyeri.

Terdapat perbedaan nyeri sendi akibat virus COVID-19 dan nyeri sendi biasa. Mengutip dari klikdokter, berikut perbedaan nyeri sendi biasa dengan nyeri sendi akibat COVID-19:

  1. Nyeri sendi akibat aktivitas biasanya terjadi di satu area atau beberapa bagian tubuh. Nyeri sendi karena COVID-19 terasa di sekujur tubuh.
  2. Nyeri sendi akibat aktivitas bisa berlangsung dalam rentan waktu 48-72 jam. Nyeri sendi karena COVID-19 sulit untuk diprediksi. Akan tetapi, dalam beberapa kasus mengatakan bahwa nyeri sendi akan hilang berbarengan dengan membaiknya kondisi tubuh pasien COVID-19.
  3. Nyeri sendi karena COVID-19 disertai dengan munculnya gejala lain, seperti demam, sakit kepala, batuk, sesak napas, dan penurunan indera perasa.

Nyeri sendi pada pasien COVID-19 dapat disembuhkan. Ahli Fisioterapi dan Spesialis Pengobatan Nyeri, Charles Odonkor, MD mengatakan bahwa penyembuhan nyeri akibat COVID-19 dapat disembuhkan asetaminofen dan ibuprofen. Harus serta istirahat untuk jangka waktu yang cukup lama. Gejala nyeri pada sendi juga dapat dicegah dengan konsumsi makanan yang sesuai. Mengutip dari klikdokter, berikut makanan yang dapat mencegah peradangan:

  1.   Ikan salmon.

Ikan berlemak seperti salmon, mackerel, dan sarden mengandung asam lemak Omega-3. Omega-3 berfungsi sebagai anti peradangan, Makanan ini baik untuk tulang dan sendi. Studi yang dilakukan oleh NYU Langone Medical Centre di Amerika Serikat menyebutkan bahwa ikan yang mengandung Omega-3 dapat mengurangi peradangan sendi.

  1.   Seafood.

Golongan krustasea seperti udang, lobster atau kepiting mengandung glukosamin di dalam cangkang dan buntutnya. National Institutes of Health (NIH) mengatakan, glukosamin efektif untuk mengurangi nyeri, pembengkakan, dan kaku sendi. Kandungan glukosamin ini menjadikan seafood sebagai salah satu makanan untuk menguatkan sendi.

  1.   Susu dan produk olahannya.

Susu dan produk olahannya, seperti yoghurt dan keju mengandung kalsium dan vitamin D. Kandungan tersebut bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan sistem daya tahan tubuh. Studi dari Brigham and Women’s Hospital di Boston di Amerika Serikat menyatakan bahwa konsumsi rutin susu bebas lemak dapat menurunkan derajat keparahan osteoartritis lutut.

  1.   Brokoli.

Kandungan nutrisi pada brokoli bermanfaat untuk mengatasi peradangan sendi.

seafood penreda nyeri sendi

  1.   Bawang putih.

Bawang putih mengandung senyawa yang dapat berperan sebagai anti peradangan. Makanan ini dapat mengurangi nyeri sendi.

  1.   Bayam.

Studi dari jurnal Food and Function pada tahun 2016 menyebutkan, bayam mengandung antioksidan yang dapat membantu meredakan peradangan sendi. Bayam mengandung kaempferol, yang berfungsi untuk membantu mengurangi peradangan sendi.

  1.   Kacang Walnut.

Kacang Walnut mengandung Omega-3 yang baik untuk sendi dan tulang. American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa konsumsi rutin kacang walnut dapat mengurangi resiko radang sendi.

Virus COVID-19 dapat menyebabkan keluhan yang dirasakan oleh tubuh. Keluhan yang timbul harus diwaspadai. Gejala disebabkan oleh virus COVID-19 harus dipelajari agar dapat dilakukan tindakan yang cepat dan tepat. Keluhan nyeri sendi muncul di beberapa pasien COVID-19. Gejala nyeri sendiri dapat diminimalisir dengan perilaku hidup sehat dan konsumsi makanan untuk kesehatan sendi. Jaga kesehatan dan patuhi protokol kesehatan agar terhindar dari virus COVID-19