Skip to content
Home » Merayakan Hari Raya Lebaran Tanpa Resiko Terciptanya Klaster Keluarga

Merayakan Hari Raya Lebaran Tanpa Resiko Terciptanya Klaster Keluarga

  • by

Indonesia belum terbebas dari virus COVID-19. Pemerintah telah menetapkan larangan untuk mudik. Tahun ini, Idul Fitri akan dilewati bersama keluarga dirumah. Walaupun merayakan Idul Fitri dengan keluarga dirumah, penting untuk tetap menegakkan protokol kesehatan. Perhatikan kesehatan sekeluarga dan jaga kebersihan agar menghindari munculnya klaster keluarga.

Pada masa pandemi, terdapat peluang yang sangat besar terciptanya klaster keluarga. Klaster keluarga tercipta saat salah satu anggota keluarga terinfeksi virus COVID-19 lalu menularkan ke anggota keluarga lainnya. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 dr. Reisa Brotoasmoro mengatakan, dari 1.299 klaster yang ditemukan Kementerian Kesehatan adalah klaster keluarga.

Kepala Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo mengatakan klaster keluarga ini memang sulit dihindari. Klaster keluarga terkait dengan klaster-klaster lain, seperti klaster kantor dan klaster pasar. Semua klaster tersebut berpotensi bertemu di keluarga.

Keluarga Saat Pandemi

Klaster keluarga terjadi karena salah satu anggota keluarga membawa virus COVID-19 ke dalam rumah. Menurut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, terdapat aktivitas warga yang menyebabkan klaster keluarga semakin masif. Pertama, melakukan liburan, piknik atau jalan-jalan ke tempat publik yang ramai. Kedua, kegiatan berkumpul warga, dan membiarkan anak-anak bermain bersama di lingkungan komplek /perumahan tanpa Protokol Kesahatan dan Protokol VDJ (Ventilasi-Durasi-Jarak) yang kuat. Maka dari itu, sangat penting untuk mematuhi protokol kesehatan saat merayakan Idul Fitri bersama keluarga.

Anggota keluarga harus mematuhi protokol kesehatan. Hal tersebut bertujuan agar salah satu anggota keluarga tidak beresiko tertular virus COVID-19 saat merayakan Idul Fitri dirumah. Jika tidak mematuhi protokol kesehatan, terdapat kemungkinan bahwa keluarga tertular dan menciptakan klaster keluarga baru. Menurut pandemictalks, klaster keluarga sangat berbahaya karena:

Perayaan idul fitri saat pandemi

  1. Transmisi COVID-19 telah memasuki satuan unit terkecil dalam sebuah society, yaitu keluarga. Artinya segala kebijakan, protokol dan sistem monitoring yang diterapkan oleh pemerintah, tempat publik dan perusahaan tidak bisa menahan transmisi virus ke lingkugan terkecil, yaitu kelaurga.
  2. Dalam lingkup dan kultur sosial bangsa Indonesia yang mengutamakan silaturahmi, transmisi satu keluarga ke keluarga lainnya akan mempercepat penularan semakin masif.
  3. Hal ini diperburuk jika warga bergejala enggan melakukan test SWAB, karena takut stigma; takut dikucilkan masyarakat, yang akhirnya berperan sebagai spreader.

Terdapat protokol kesehatan keluarga yang dirumuskan Pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA), Kementerian Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB). Protokol kesehatan keluarga tersebut harus dilakukan agar keluarga dapat menjalankan hari raya Lebaran dengan aman. Berikut adalah protokol kesehatan keluarga yang disusun oleh pemerintah:

  1. Protokol kesehatan keluarga secara umum. Seperti, cara pemakaian masker dengan benar, cara melindungi anggota keluarga yang rentan atau berisiko tinggi.
  2. Protokol kesehatan ketika ada anggota keluarga yang terpapar. Jika terjadi, pihak mana yang harus dihubungi untuk mendapatkan pertolongan segera, bagaimana proses karantina, atau isolasi mandirinya.
  3. Protokol kesehatan keluarga ketika beraktivitas di luar rumah. Pastikan anggota keluarga tidak membawa pulang virus masuk ke dalam rumah, dari pakaian ataupun barang-barang bawaan.
  4. Protokol kesehatan di lingkungan sekitar tempat tinggal ketika ada warga yang terpapar. Bagaimana tanggung jawab sosial sebagai anggota masyarakat, di lingkungan rumah juga penting. Dari mulai menjaga kebersihan lingkungan sampai dengan tidak memberikan stigma negatif kepada tetangga yang terkonfirmasi positif COVID-19.

Mengutip dari pandemictalks, keluarga dapat meminimalisir resiko penularan COVID-19 dengan menegakkan protokol Ventilasi-Durasi-Jarak (VDJ). Penjelasannya adalah sebagai berikut:

  1. Ventilasi

Buka jendela dan pintu agar udara segar mengalir. Hindari berada diruangan tertutup khususnya dengan anggota keluarga yang rentan dan keluarga yang sering keluar rumah.

  1. Durasi

Sediakan kamar terpisah jika ada anggota keluarga yang harus bekerja diluar rumah dan kurangi interaksinya dengan anggota yang rentan.

  1. Jarak

Jika memungkinkan, anggota keluarga yang bekerja diluar diharapkan menjaga jarak dan menggunakan masker disekitar keluarga lainnya, khususnya lansia dan balita.

WISH smartwatch blood oxygen

Cek kadar oksigen dalam darah juga penting untuk mendeteksi kemungkinan tertular virus COVID-19. Berkurangnya oksigen dalam darah merupakan salah satu gejala tertular virus COVID-19. Mayo Clinic menjelaska, kadar oksigen dalam arteri dikatakan normal jika menunjukkan nilai 75 sampai 100 mm Hg. Jika kadar arteri dalam darah menunjukkan nilai kurang dari 60 mm Hg, maka tubuh membutuhkan oksigen tambahan. Tingkat saturasi oksigen normal antara 95 dan 100 persen. Jika saturasi oksigen dibawah 90% maka termasuk dalam kategori rendah.

Keluarga dihimbau untuk rutin mengecek kadar oksigen dalam darah. Jika tingkat saturasi oksigen salah satu anggota keluarga menunjukkan angka dibawah 95%, dianjurkan untuk segera menghubungi rumah sakit atau petugas kesehatan. Tindakan tersebut merupakan upaya untuk mencegah penularan virus COVID-19 di keluarga.

Cek kadar oksigen dapat dilakukan dengan mudah dan akurat. Terdapat teknologi canggih yang dapat digunakan oleh anggota keluarga. WISH Smartwatch merupakan teknologi yang dapat mengukur kadar oksigen dalam darah. WISH merupakan smartwatch yang canggih dan dapat digunakan oleh siapa saja. Kadar oksigen dalam darah dapat dipantau kapanpun dan dimanapun.

WISH Smartwatch dapat merekam data kesehatan anggota keluarga. Rekaman data tersebut dapat dipantau lewat WISH Mobile Apps. Aplikasi WISH Mobile Apps dapat diunduh melalui smartphone pengguna. WISH akan melakukan analisis data kesehatan dan melakukan diagnosa terhadap data kesehatan pengguna, termasuk kadar oksigen dalam darah. WISH Smartwatch adalah solusi untuk mengetahui kesehatan anggota keluarga saat merayakan Idul Fitri Bersama.

aplikasi WISH smartwatch blood oxygen

Larangan mudik tak menghambat untuk merayakan Idul Fitri. Rumah adalah tempat yang nyaman dan aman untuk merayakan bersama keluarga. Protokol kesehatan keluarga harus selalu dipatuhi semua anggota keluarga. WISH Smartwatch hadir untuk memberikan informasi terkait kesehatan anggota keluarga, termasuk kadar oksigen dalam darah. Semua itu dilakukan untuk satu tujuan; merayakan hari kemenangan bersama keluarga dengan terbebas dari virus COVID-19.