Skip to content
Home » Fenomena Penyebaran Virus COVID-19 Oleh Anak-Anak

Fenomena Penyebaran Virus COVID-19 Oleh Anak-Anak

  • by

Virus COVID-19 dapat tersebar dimana saja. Waspada adalah salah satu cara agar terhindar dari virus Corona. Protokol kesehatan harus dipatuhi agar penyebaran COVID-19 dapat segera disudahi. Penularan COVID-19 dapat ditularkan oleh siapa saja. Anak-anak juga dapat menyebarkan virus COVID-19. Maka dari itu, sangat penting untuk memberikan edukasi agar mengurangi resiko tertular virus Corona.

Sejumlah penelitian membuktikan terdapat peran anak-anak dalam menyebarkan virus COVID-19. Pada 4 Januari 2021, Ahli Mikrobiologi dari Universitas Wina, Michael Wagner mempublikasikan penelitiannya tentang bagaimana anak sekolah tertular dan menyebarkan virus. Penelitian tersebut menemukan satu anak yang terinfeksi COVID-19 tanpa gejala di satu hingga empat kelas yang diperiksa.

Anak-anak sekolah di tengah Pandemi

Penelitian diakukan di Massachusetts General Hospital (MGH) and Mass General Hospital for Children (MGHfC) yang berafiliasi dengan Harvard. Penelitian tersebut menemukan bahwa dari 192 anak usia 0-22 tahun, 49 anak dinyatakan positif COVID-19, dan tambahan 18 anak memiliki penyakit terkait COVID-19.  Anak-anak yang tertular COVID-19 tidak akan mengalami gejala yang parah seperti orang dewasa. Hal yang perlu diwaspadai adalah anak – anak lebih menunjukkan kecendurungan tanpa gejala. Maka dari itu, anak-anak dapat menyebarkan virus COVID-19 ke rumah dan menularkan ke orang dewasa dengan mudah.

Belum ada penelitian yang menunjukkan seberapa cepat penularan COVID-19 oleh anak-anak. Tetapi beberapa negara sudah mengalami percepatan penyebaran virus Corona disebabkan oleh anak-anak. Mengutip dari klikdokter, beberapa contoh negara yang mengalami persebaran COVID-19 dengan cepat:

dampak penyebaran pandemi covid-19

  1. Belanda

Total 123 orang terinfeksi COVID-19 di Lansingerland, Belanda. Lembaga Kesehatan GGD Rotterdam-Rijnmond melaporkan bahwa anak-anak berperan besar menyebarkan virus COVID-19 kepada keluarganya di rumah dan menyebabkan klaster keluarga.

  1. Israel

Varian B117 asal Inggris masuk ke Israel dan meningkatkan kasus positif di kalangan anak-anak berusia 10 tahun ke bawah. Sejumlah rumah sakit di negara itu bahkan harus membuka ruang ICU baru khusus anak-anak.

  1. Amerika Serikat

Di Michigan, Amerika Serikat terjadi lonjakan kasus COVID-19 sebanyak 230%. Anak-anak yang terinfeksi kebanyakan memiliki gejala ringan. Beberapa anak yang terinfeksi COVID-19 juga mengalami MIS-C, yaitu multisystem inflammatory syndrome in children. dr. Laras Prabandini Sasongko, AAAIJ menjelaskan MIS-C merupakan suatu sindrom (sekumpulan tanda dan gejala penyakit) yang ditandai dengan adanya reaksi inflamasi berat pada organ-organ tubuh anak, termasuk di antaranya, otak, pembuluh darah, jantung, paru-paru, ginjal, kulit, mata, dan saluran pencernaan. Tak cuma paru-paru, organ-organ penting di tubuh mereka juga mengalami peradangan. Kondisi MIS-C inilah yang berpotensi membuat seorang anak dirawat secara intensif di PICU (ICU anak). Jika tak segera diatasi secara tepat dan cepat, maka risiko kematian akibat penyakit tersebut semakin tinggi

4. Prancis

Prancis menciptakan banyak klaster sekolah. Sebanyak 20.000 anak positif COVID-19. Hal tersebut berpotensi besar untuk menciptakan klaster keluarga

gejala demam saat pandemi bagi anak-anak

Anak-anak yang tertular dan menunjukkan tanpa gejala juga berpotensi menciptakan klaster keluarga. Kecenderungan ini terjadi salah satunya karena aktivitas warga di daerah tempat tinggal mereka. Pandemictalks menyebutkan aktivitas warga yang berpotensi menularkan virus COVID-19, yaitu kebiasaan membiarkan anak-anak bermain bersama di lingkungan komplek atau perumahan tanpa protokol Kesehatan yang ketat. Hal tersebut terjadi karena berdasarkan penelitian, anak-anak 3x lipat lebih banyak menyentuh barang daripada orang dewasa. Virus dapat menempel di tangan dan dapat disebarkan dirumah.

anak-anak bermain di taman

Selain tindak pencegahan, penting juga untuk mengenali gejala COVID-19 pada anak-anak. Hal ini perlu dipelajari agar keluarga selalu siap siaga. Mengutip dari alodokter, berikut gejala COVID-19 pada anak-anak:

  1. Demam.
  2. Pilek.
  3. Radang tenggorokan atau tenggorokan kering.
  4. Batuk-batuk.
  5. Sesak napas.
  6. Gangguan pencernaan, seperti muntah dan diare.

Peran orang tua sangat penting untuk menjaga anak dari virus COVID-19. Diperlukan pengetahuan tentang protokol kesehatan untuk menjaga anak tetap aman. Orang tua berkewjaiban untuk mengajarkan protokol kesehatan kepada anak. Hal tersebut penting agar anak dapat menjaga diri sendiri dan tidak melakukan tindakan yang berpotensi tertular virus COVID-19. Mengutip dari suara.com, berikut tips cara mengajari anak protokol kesehatan:

  1. Jelaskan tentang virus dan cara penularannya.

Berikan pemahaman jika virus corona adalah mikroorganisme kecil yang tidak terlihat namun dapat menyebarkan dari satu orang ke orang lain.

  1. Melatih cuci tangan.

Orang tua bisa memulai melatih anak untuk mencuci tangan setiap kali pergi ke kamar mandi, masuk rumah, setelah menyentuh permukaan benda, setelah makan dan sesudah makan.

  1. Memberikan contoh pola hidup sehat.

Orang tua dapat memberikan contoh pola hidup sehat dengan mempraktikkan pola hidup bersih, memakai masker saat keluar rumah, dan menjaga jarak.

  1. Ajari anak untuk memakai masker yang benar.

Ajak anak untuk memilih sendiri masker motif favorit.

  1. Ajari anak untuk tetap menjaga jarak.

Berikan pengarahan untuk tetap menjaga jarak dengan orang lain dan supaya menghindari menyentuh permukaan benda saat berada di luar rumah.

orang tua dan anak-anak di tengah pandemi

Virus COVID-19 masih mengintai kehidupan manusia. Anak-anak dapat tertular COVID-19 dan menyebarkan virus tersebut ke orang dewasa. Hal tersebut bisa terjadi secara tidak sadar, karena anak-anak yang tertular COVID-19 kebanyakan tidak menunjukkan gelaja. Pentingnya peran orang tua untuk menjaga kesehatan dan keamanan anak. Selain itu, penting juga untuk mengajarkan anak-anak tentang protokol kesehatan yang baik dan benar. Tegakkan protokol kesehatan, mari bersama keluarga melawan virus Corona.